Jumat, 03 Agustus 2012

MANGHADAPI ANAK YANG HIPERAKTIF

 Ada sebuah cerita dari teman yang sedang kerepotan merawat anak laki-lakinya yang sudah mulai menginjak 1 tahun.  Namanya Rama. Kemarin sempet liat ada benjol dikepalanya dan sedikit luka dihidung, Setelah aku tanya ternyata Rama baru aja jatoh dari baby walkernya ( kemungkinan sih jatuhnya jungkir balik kaki diatas kepala dibawah ) " ko bisa ???? " otomastis dong yaa aku tanya, "Bisalah dia kan aktif banget udah gitu kejadiannya diluar, jalan diluarkan ga rata" Jawab bundanya. Lanjutlah bundanya cerita kalo Rama itu hobbynya nabrak-nabrakin baby walkernya ( Udah kaya permainan bom bom car aja ), sempet satu hari dia  keluarin semua isi kulkas, bahkan sempet merangkak ke kamar mandi. Waduhhh aktif banget yaaaa. 
 Omong-omong soal anak hiperaktif biasanya mereka dicap sebagai anak yang bandel. Eits jangan langsung memvonis anak bandel yaa bunda. Sebaiknya kita langsung mencari langkah-langkah untuk bisa menghadapi anak yang hiperaktif. 
republika.co.id

  • Pertama, atur pemberian makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, agar tidak berlebih. Hindari juga penyedap rasa serta pemanis dan pewarna buatan. Asupan yang tepat untuk membantu Bunda menghadapi anak hiperaktif adalah makanan yang mengandung kalsium dan magnesium—seperti sayur-mayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain itu, karena pergerakan anak hiperaktif sangat dinamis, metabolisme tubuhnya pun relatif cepat sehingga ia butuh asupan lebih sering daripada anak yang lain.
  • Kemudian, menghadapi anak hiperaktif juga membutuhkan banyak kesabaran. Menerapkan kedisiplinan itu penting, tapi usahakan untuk tidak berlebihan dan otoriter. Terutama untuk anak hiperaktif, tekanan dan omelan hanya akan membuatnya semakin berontak. Jadi, dalam keadaan sejengkel apa pun, Bunda sebaiknya berusaha menenangkan diri dan menegur si kecil dengan cara yang lebih persuasif seperti bujukan yang halus dan memberikan penjelasan.
  • Pada beberapa kasus, menghadapi anak hiperaktif mungkin memerlukan pemberian obat sesuai dengan petunjuk dokter. Misalnya, penggunaan antidepresan seperti ritalin, dexedrine, desoxyn, adderal, cylert, buspar, dan clonidine. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari penggunaan obat-obatan seperti itu. Jika Bunda sudah merasa bahwa hiperaktif si kecil sudah mustahil untuk ditangani sendiri, bawa ia bertemu psikolog anak untuk menjalani terapi cognitive behavior untuk menumbuhkan self control dalam dirinya ( hati-hati dalam pemberian obat sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ) 
  • Terakhir, anak hiperaktif biasanya memiliki energi berlebih. Jadi, ada baiknya jika Bunda menemani si kecil menjalani aktivitas fisik seperti bermain di lapangan untuk menyalurkan energi tersebut. Ketika ia merasa lelah, Bunda juga bisa menemaninya dengan membacakannya cerita ringan sambil bersantai di rumah untuk melatih kemampuannya berkonsentrasi. Karena, pada dasarnya anak hiperaktif memiliki potensi intelegensi yang luar biasa ketika ia mampu berkonsentrasi.
sumber : http://www.ibudanbalita.com